Diposkan pada Ngoceh

170317 – alasan, alasan, alasan

Mengapa sampai detik ini kamu masih bertahan hidup?

Sejujurnya, jawaban seperti apa yang dicari oleh tim tantangan menulis kali ini?

Jawaban yang ilmiah dan memperlihatkan keluasan pengetahuan? Jawaban yang bijaksana dan mencerminkan kedalaman pemikiran? Jawaban yang jujur? Jawaban yang antimainstream? Jawaban yang menghibur? Atau, nggak peduli apa pun jawabannya asal ditulis dengan rapi dan nggak menyalahi aturan EYD?

Pada dasarnya, semua makhluk yang bernyawa memiliki insting untuk bertahan hidup, tumbuhan yang tak memiliki akal sekalipun. Apa lagi manusia.

Manusia yang diciptakan bernyawa dan berakal, dilengkapi dengan perasaan. Salah satunya adalah rasa putus asa. Perasaan ini yang bisa menutupi insting untuk bertahan hidup.

Tapi manusia juga punya rasa takut.

Maka, diberi aturan. Mereka yang berputus asa dan mengakhiri hidupnya sendiri, akan menerima konsekuensi tak termaafkan.

Namun, bukankah mengerikan membayangkan bertahan hidup karena rasa takut?

Ah, saya mulai ngelantur lagi.

Sejujurnya, saya sendiri bingung, sih. Mungkin akal sehat saya masih bekerja dengan baik. Mungkin juga insting saya masih jauh lebih kuat daripada perasaan putus asa. Atau malah saya merasa takut? Tapi mungkin juga saya terlalu pasrah menerima bagaimana dan kapan hidup saya bakal berakhir.

Atau … mungkin saya malu.

Kenapa … gloomy banget kesannya tulisan saya kali ini ….

 

 

Penulis:

hobi : membahagiakan diri sendiri. setengah kucing & seperempat kopi. sisanya random.

Satu tanggapan untuk “170317 – alasan, alasan, alasan

  1. Karena alasan, alasan, dan alasan itulah kamu bertahan hidup. Jika audah tak ada alasan, maka hidup akan percuma, hidup akan mati dengan sendirinya.
    Waaah… saya juga ngelantur jadinya.. maafkan.

    Suka

Tinggalkan komentar